RUSMAN

Rusman, Guru mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMK Swasta Tamansiswa Sukadamai Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan - Sumatera Utara. Dari kecil bercita - cita i...

Selengkapnya
Navigasi Web
Fitnahmu menguatkan aku (Part 13)

Fitnahmu menguatkan aku (Part 13)

Setelah selesai makan, aku pun menyusui Alfi sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman mas Cahyo.

“Mas, aku menyusui Alfi dulu ya”.

“Iya dik”.

Setelah selesai, mas Cahyo pun segera memanggil angkutan yang menuju kerumahnya. Dan tak perlu menunggu waktu lama, akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju kampung halaman mas Cahyo. Selama dalam perjalanan akhirnya Fahri pun tertidur dan aku juga tanpa sadar tertidur dengan pulasnya hingga tiba – tiba mas Cahyo membangunkan kami.

“Dik, ayo bangun, kita sudah sampai”.

“Fahri, ayo bangun nak, kita sudah sampai”.

Terasa berat sekali kami membuka mata, hingga mas Cahyo berkali – kali membangunkan kami. Dan pada akhirnya, kami berdua pun membuka mata.

“Udah sampai ya Mas”.

“Iya, kita sudah sampai”.

Kami pun turun dari bus dengan membawa semua barang – barang. Kemudian mas Cahyo pun mengajak kami untuk berjalan beberapa ratus meter agar sampai di depan rumahnya. Dan akhirnya.

“Alhamdulillah, kita sudah sampai dik, inilah rumah orang tua mas”.

Kamipun disambut dengan penuh keramah tamahan dari keluarga mas Cahyo yang memang sudah menunggu kedatangan kami, terutama mereka menunggu kedatangan Alfi yang memang belum pernah bertemu dengan kakeknya.

“Assalamu’alaikum”.

“Wa’alaikum salam”.

Dengan semangatnya mereka menjawab salam kami. Kemudian ibunya mas Cahyo pun segera menyuruh kami untuk masuk.

“Ayo nak Vina, masuk dulu dan beristirahat, sini biar ibu gendong cucu ibu yang jelek ini”.

Ibu mertuaku terlihat sangat bahagia dan ingin sekali menggendong Alfi.

“Iya bu terimakasih”.

Semua terlarut dalam suka cita atas kedatangan kami. Aku sampai terheran, begitu akrab dan eratnya hubungan kekeluargaan di keluarga mas Cahyo.

Tak lama kemudian ibu mertuaku pun datang kembali menghampiriku.

“Nak Vina, sebaiknya untuk beberapa malam ini, kalian tidur disini dulu ya, setelah kita bersihkan bersama – sama rumah yang akan kalian tempati, baru kalian pindah kerumah itu”.

Aku pun hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepala. Padahal dalam hati ini juga masih bingung, dirumah yang mana aku akan tinggal. Memang keluarga mas Cahyo termasuk keluarga yang lumayan dan terpandang.

“Sudah nak Vina, sekarang kembali istirahat”.

Ibu mas cahyo pun meminta ku untuk istirahat kembali.

“Sudah cukup kok bu, lagi pula sewaktu di dalam bus tadi, saya juga tertidur”.

“Ya sudah, sekarang silahkan bergabung dengan adik – adiknya Cahyo tu”.

“Iya bu, terimakasih”.

“Oh ya, ibu hampir lupa, ajak Fahri dan Cahyo untuk makan dulu”.

“Iya bu, tadi begitu sampai di terminal, kami juga langsung makan, jadi masih kenyang bu”.

“Oh ya sudahlah, yang penting kamu jangan malu dan sungkan ya nak, anggaplah kami disini seperti keluarga kandungmu sendiri”.

“Iya bu”.

Ternyata keluarga mas Cahyo sangat baik sekali, apalagi ibunya, sangat mengingatkan aku dengan ibu, jadi rindu rasanya, padahal baru meninggalkan ibu beberapa jam saja.

Tiba – tiba aku terkejut saat memikirkan ibu. Ternyata aku be;um memberi kabar kalau aku sudah sampai di Jakarta.

“Bu maaf ya, aku mau kasih kabar ke ibu Vina dulu, kalau kami sudah sampai disini”.

“Oh Iya nak, silahkan, kalau begitu ibu keluar sebentar ya”.

“Iya bu, terimakasih”.

Aku pun segera mengambil telephon selulerku dan menelfon adikku Nadya.

“tuuuutt.., tuuuut.., tuut....,”.

Berkali – kali ku telfon namun tak ada yang mengangkat. Namun tetap ku coba dan akhirnya terangkat juga.

“Assalamu’alaikum kakak Vina ku”.

“Wa’alaikum salam adikku sayang”.

“Gimana kabarnya kak”.

"Alhamdulillah sehat dan baik – baik saja sama seperti yang kamu lihat tadi pagi”.

Terdengar suara tangis adikku dari telephon.

”Nadya, halo Nadya, kamu menangis ya”.

Sambil menangis Nadya menjawab tanyaku.

Nadya kangen kak, dirumah terasa sepi karena nggak ada kakak dan Fahri.

“Sudahlah dik, jangan buat kakak menangis, kakak masih dirumah mertua kakak nih, kakak malu kalau ketahuan menangis”.

“Iya kak, maaf. Tapi dirumah sangat sunyi”.

“Iya kakak faham kok, oh ya , Ibu dimana dik, kakak mau ngomong nih”.

“Ibu dikamar kak, kayaknya lagi sedih juga karena nggak ada Fahri dan Alfi”.

Begitu mendengar kata ibu sepertinya lagi bersedih, tanpa terasa aku pun meneteskan air mata.

“Nadya, kasih ke ibu dik, kakak pingin cerita ke ibu, biar ibu ndak sedih lagi”.

“Baik kak, tapi jangan langsung di putus ya kalau sudah selesai, soallnya aku masih kangen kakak”.

“Iya sayang”.

Tak lama kemudian terdengar oleh ku suara Nadya yang sedang memanggil ibu.

Assalamu’alaikum, ibu, ibu, kaka Vina telpon nih, ibu...,”.

Dengan semangatnya ibu langsung meminta handpon nya Nadya.

“Apa, kakakmu telepoh, sisni nak, sisni, cepetan, ayo”.

“Iya ibu, sebentar”.

Rasanya ibu sudah tak sabar untuk berbicara denganku, dan rasanya juga beliau benar – benar merasa kehilangan atas kepindahan ku dari rumah ibu. Semoga saja dengan pembicaraanku ini dapat mengobati rasa kangen ibu walau baru beberapa jam ku tinggalkan.

###

Asahan, 7 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren pak ceritanya

07 Jun
Balas

Terimakasih ibu, saya juga banyak belajar dari karya karya ibu. Salam Literasi

07 Jun

makin keren, inspiratif, dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk banyak orang.

07 Jun
Balas

Terimakasih pak. Salam Literasi

07 Jun

salam pak

07 Jun

Terinspirasi tulisannya pak, kisah yang sering kita alami

07 Jun
Balas

Terimakasih bu, memang cerita tersebut berlatar belakang dari sebuah kisah nyata yang saya lihat sendiri. Salam Literasi

08 Jun

Next... Saya juga mau mencoba menulis cerpen. Tapi masih belajar dulu dengan sering membaca cerpen para senior

08 Jun
Balas



search

New Post